WELCOME to The NEW MOMENT

'Sesungguhnya, Aku ciptakan langit dan bumi ini, wahai manusia, buat kamu berfikir, untuk menelaah bagaimana kamu menjalani hidup ini' (AlQur'an AlKarim)

Minggu, 05 September 2010

Dakwah dalam Bingkai Persaudaraan

Dakwah adalah suatu keniscayaan, yang mana setiap kita adalah agent dakwah, manusia beramar ma’ruf nahi munkar. Pengetahuan dan metode adalah modal yang cukup mendasar dalam berdakwah, mencakup strategi untuk melanjutkan perjuangan Rasulullah. Manakala metode itu berbeda, maka begitupun kejituan strategi yang digunakan menentukan hasil yang akan diperoleh dalam dakwah. Seringkali kita, aktifis dakwah kampus (ADK), disibukkan dengan perbedaan-perbedaan yang kurang mendasar dan tidak menyimpang dari koridor Islam. Hal ini menyebabkan sebagian ADK kurang fokus pada targetan dan tujuan dakwah kampus itu sendiri. Sehingga lembaga-lembaga yang bergerak dalam dakwah dikampus tampak kurang rasa persaudaraannya dan kesamaan tujuan, yaitu untuk menegakkan kalimah Allah dalam meraih ridhoNYa.
Perbedaan metode atau langkah yang diambil sesungguhnya bukan suatu bencana yang besar, yang akan mematikan langkah-langkah dakwah kampus. Tapi itu merupakan keragaman cara dan teknis yang menuntut kedewasaan kita dalam menyikapinya dengan arif bijaksana. Sehingga dakwah tetap berlangsung, karena sesungguhnya dakwah adalah menanaman nilai-nilai Islam menuju kejayaan yang rahmatan lil ‘alamin.
Pun ketika kita dihadapkan pada kekuasaan, yang sesungguhnya bukan suatu yang harus kita dapatkan, dan mendudukinya disana. Akan tetapi, kekuasaan adalah salah satu cara agar dakwah lebih giat n leluasa dalam geraknya menebar kebaikan dan kebenaran Islam. Maka kekuasaan juga diperlukan, pun harus didapatkan dengan cara yang haq. Tujuan kita adalah mulia, demikian pula cara yang kita tempuh haruslah sejalan dengan tujuan kita.
Kekuasaan sangat rentan diperbincangkan dalam persepsi dakwah kampus. Ketika kita belum berkesempatan diamanahi dalam suatu lembaga kampus, maka sesungguhnya dakwah terus berjalan meski tanpa kedudukan. Karena pengemban dakwah adalah jabatan yang mulia disisi Allah. Cukuplah Allah sebagai sandaran ketika kita sendiri atau bersama-sama. Rencana Allah adalah rencana terbaik, dan kita harus meminta kepada Allah agar cita-cita mulia kita tercapai.
Ingatlah kawan, mereka bukan musuh kita. Mereka bukan rival kita. Mereka adalah saudara kita, hanya karena cara dan wadah yang berbeda jangan sampai menyulut perselisihan. Maka berbaiklah dan berfasthabihul khairatlah dengan mereka. Karena mereka juga menginginkan syari’at Islam ada dalam setiap nafas manusia. Maka , kembalilah pada asholah dakwah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar